Pada era modern seperti sekarang ini, penggunaan data memiliki peranan yang penting agar sebuah bisnis dapat berjalan dengan sukses, karena data berfungsi layaknya bahan bakar dalam bisnis, yang memungkinkan untuk mengetahui berbagai insight dan mengembangkan produk berdasarkan informasi.
Agar produk yang dihadirkan sesuai dengan preferensi konsumen, maka tim marketing harus bekerja berdasarkan data agar perusahaan terus berkembang sesuai tuntutan pasar. Untuk membangun tim marketing yang data driven, ada beberapa model cara yang dapat diterapkan, yaitu :
Tim yang terpusat
Model tim yang terpusat memanfaatkan para ahli dalam perusahaan sebagai pusat informasi bagi staf lainnya. Para ahli tersebut akan memberikan panduan, bahan riset, pelatihan, dan dukungan kepada para anggota tim lainnya. Model ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil hingga menengah yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadirkan tim analis di setiap kantor cabangnya. Kekurangan dari model tim yang terpusat ini yaitu perlu pertimbangan lagi apabila menginginkan data yang lebih akurat dari sebuah pasar lokal.
Tim yang terdistribusi
Model tim yang terdistribusi ini biasanya bekerja lebih efektif di tiap cabang perusahaan, karena setiap tim yang ada akan bekerja secara mandiri untuk mengumpulkan data, melakukan analis, serta mengambil berbagai keputusan. Selain itu, perusahaan menyebarkan tim analis ke berbagai tim atau divisi tempat perusahaan berada. Sehingga analis akan memiliki akses yang lebih mendetail ke berbagai informasi. Meski begitu, model ini memiliki kekurangan yaitu apabila tim tidak memahami visi dan misi perusahaan, tim berpotensi kehilangan arah dan akan bergerak berdasarkan data yang dimiliki.
Pusat informasi yang terdistribusi
Model ini memadukan kelebihan dari kedua model sebelumnya, sehingga menjadikan model ini sangat ideal bagi perusahaan yang memiliki sumber daya dan infrastruktur untuk mendukung model tersebut. Dalam model ini, terdapat sebuah tim ahli yang berperan sebagai titik kontak utama bagi tim dan adanya analis yang tersebar di berbagai tim serta divisi perusahaan. Meskipun terlihat ideal, model pusat informasi yang terdistribusi ini membutuhkan koordinasi penuh antara tiap tim dan divisi dengan tim manajemen di pusat, sekaligus memacu tim lokal untuk tetap berinovasi dan berkreasi.